Selasa, 21 Februari 2012

CATATAN HARIAN SI BOY 3





CATATAN HARIAN SI BOY  3


Karakter Boy – sosok pria yang tampan, kaya, cerdas namun tetap rendah hati dan taat beribadah (baca: sempurna) – dari lima seri film Catatan Si Boy (1987 – 1991) tampil sangat melekat pada generasi pecinta film nasional di era tersebut. Begitu melekatnya karakter Boy, karakter tersebut bahkan mengambil sebuah bagian penting dalam pop culture Indonesia hingga saat ini. Maka adalah sangat wajar bila saat produser sekaligus sutradara debutan, Putrama Tuta, mengungkapkan bahwa dirinya merasa tertarik untuk kembali membawa salah satu ikon pop nasional tersebut kembali ke layar lebar bagi sebuah generasi yang telah jauh berbeda akan menimbulkan rasa penasaran yang cukup besar di benak banyak orang.


Namun jangan salah! Catatan Harian Si Boy karya Putrama Tuta sama sekali bukanlah sebuah remake dari Catatan Si Boy. Dapat dikatakan, Catatan Harian Si Boy adalah sebuah regenerasi dari seri film legendaris tersebut. Karakter utama yang mengisi jalan cerita bukan lagi diisi oleh nama-nama karakter seperti Boy, Nuke, Emon atau Kendi. Catatan Harian Si Boy adalah sebuah film yang baru secara keseluruhan, namun memanfaatkan beberapa gimmick yang berada di lima seri film Catatan Si Boy di dalam jalan ceritanya sebagai benang merah terhadap seri film tersebut. Sebut saja kesamaan sifat beberapa karakter di film baru atau, sebuah benda yang menjadi bagian vital dari jalan cerita film baru ini, sebuah catatan harian milik Boy.

Alur kisah utama dari Catatan Harian Si Boy dipegang oleh seorang karakter bernama Satrio (Ario Bayu) — yang memiliki kesamaan sifat dengan karakter Boy: tampan, berasal dari keluarga kaya, rendah hati dan taat beribaha. Satrio yang bekerja di sebuah bengkel mobil milik Nina (Poppy Sovia) memiliki hobi untuk melakukan adu balap liar. Sialnya, seiring dengan seringnya ia melakukan adu balap liar tersebut, sesering itu pula ia akhirnya tertangkap oleh polisi. Namun, sebuah penangkapan oleh polisi yang terakhir terjadi pada dirinya membawa sebuah alur kisah baru pada hidupnya. Di saat ia akan dibebaskan, Satrio berkenalan dengan Natasha (Carissa Puteri), gadis cantik yang baru pulang dari London namun baru saja mengalami perampokan bersama kekasihnya, Nico (Paul Foster). Atas saran petugas polisi, Natasha akhirnya pulang bersama Satrio dan teman-temannya, Nina, Herry (Albert Halim) – yang akan mengingatkan siapapun dengan karakter Emon — dan Andi (Abimana Arya). Dalam perjalanan itulah, Natasha mengisahkan bahwa kepulangannya ke Indonesia adalah untuk mengunjungi sang ibu yang sedang dirawat di rumah sakit.

Selama dirawat, ibu Natasha tak pernah melepaskan genggamannya dari sebuah catatan harian milik seorang pria yang bernama Raden Ario Purbo Joyodiningrat atau yang lebih akrab disebut dengan Boy (Onky Alexander). Setelah membaca isi catatan harian tersebut, Natasha mengetahui bahwa ibunya pernah memiliki hubungan asmara dengan pria tersebut. Kini, Natasha berniat untuk mencari Boy dengan harapan agar kedatangan Boy akan mampu membantu kesembuhan ibunya. Satrio yang merasa prihatin terhadap kisah Natasha akhirnya membantu Natasha untuk menemukan Boy. Dalam perjalanan mereka, keduanya mulai saling tertarik satu sama lain. Yang jelas akan menimbulkan masalah bagi kekasih Natasha, Nico, serta Nina, yang selama ini telah memendam rasa sukanya pada Boy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar