Rabu, 22 Februari 2012

FILM OBAMA ANAK MENTENG FULL MOVIES





FILM OBAMA ANAK MENTENG FULL MOVIES


Sebenarnya, keputusan Multivision Plus Pictures untuk memilih memfilmkan empat tahun masa kecil yang dihabiskan oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama, di Indonesia, bukanlah sebuah masalah besar. Bahkan jika mereka memilih untuk memfilmkan masa kecil tokoh-tokoh dunia lain yang tidak berhubungan sama sekali dengan Indonesia, tetap bukanlah sebuah masalah besar. Yang menjadi masalah pada film ini adalah cara produsen film ini memperlakukan penonton yang menjadi pangsa pasar mereka dengan sangat tidak adil.


Multivision Plus Pictures, seperti halnya beberapa produsen film lainnya, menganggap film-film yang ditujukan untuk pangsa pasar keluarga dan anak-anak adalah film yang sangat mudah untuk dibuat. Mereka kemungkinan beranggapan penonton dari kalangan ini hanyalah sekelompok penonton yang menyimak cerita yang dihadirkan pada mereka tanpa memperhatikan berbagai detil teknis dan produksi yang berada di sepanjang film. Hasilnya, bahkan beberapa film drama yang dihasilkan oleh Nayato Fio Nuala — yang sering digelari sebagai sutradara film Indonesia terburuk — mampu tampil lebih baik dari film Obama Anak Menteng ini.

Dalam film yang naskahnya seperti terlalu keras mencoba untuk meng-Indonesia-kan Obama ini, Obama kecil (Hasan Faruq Ali), berusia 9 tahun dan baru saja pindah bersama ibunya, Ann Dunham (Cara Rachelle), dan ayah tirinya, Lolo Soetoro (Eko Nuh), ke daerah Menteng, Jakarta, harus melalui hari-hari yang sulit dalam beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tidak hanya di lingkungan rumahnya, penampilannya yang berambut ikal dan berkulit hitam juga membuatnya sedikit merasa diasingkan oleh teman-teman di lingkungan sekolahnya. Walau begitu, secara perlahan-lahan, Barry — nama panggilan Obama — mulai mendapatkan sahabat dan teman-teman bermain, yang sayangnya, harus berakhir karena sang ibu berpendapat bahwa Barry seharusnya berada di tempat yang dapat memberikannya tingkat pendidikan dan ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi daripada di Indonesia.

Kesalahan utama dari film ini adalah kurangnya persiapan John De Rantau dan Damian Dematra, sebagai sutradara film ini, dalam mempersiapkan jajaran pemerannya. Obama Anak Menteng didukung oleh barisan pemeran cilik yang memiliki kemampuan akting yang sangat, sangat terbatas. Tidak mengherankan, pada banyak bagian di film ini, penonton akan merasa seperti sedang menyaksikan penampilan dari sebuah drama sekolah yang para pemainnya tidak sempat untuk melatih adegan dan dialog mereka: penuh kekakuan dan tidak terciptanya ritme yang pas antara satu pemain dengan yang lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar