Film Alangkah Lucunya Negeri Ini (FULL MOVIES)
Pertama kali mendengar judul film ‘Alangkah Lucunya (Negeri Ini)’, saya menebak bahwa film ini bergenre krtitik sosial. Benar saja, ketika saya melihat memang yang menonjol adalah unsur kritik sosial. Namun tanpa saya duga, film karya Dedi Mizwar ini ternyata juga menyuguhnya unsur komedi di dalamnnya, menjadikan kritik sosial yang disampaikan terasa ringan namun punya makna yang mendalam.
Berawal dari tokoh bernama Muluk (Reza Rahadian) yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari pendidikan S1-nya sampai ia bertemu dengan seorang anak pencopet bernama Komet (Angga) yang lihai melakukan pekerjaannya. Dari kejadian itulah Muluk seperti mendapatkan kesempatan pekerjaan. Ia mendatangi markas Komet dan bertemu dengan Jarot (Tio Pakusadewa) yang merupakan bos dari si Komet. Muluk menawarkan adanya kerjasama antara dia dan para pencopet lainnya, Muluk berjanji akan mengelola uang hasil mencopet mereka dengan syarat ia mendapatkan imbalan 10% dari hasil mencopet.
Yang menarik perhatian saya dari bagian ini adalah terbaginya para pencopet seusia dengan Komet ini menjadi copet pasar, copet mall, serta copet angkot. Mereka bergaya dan berpakaian sesuai dengan tempat mereka berada. Yang copet pasar memakai pakaian lusuh, yang copet mall bergaya selayaknya anak-anak mall lainnya, dan copet angkot memakai seragam sekolah. Ini dilakukan untuk menyamarkan pekerjaan mereka agar terlihat umum. Nah, kalo ini penjahat kecil-kecilan sudah sangat pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan sasarannya agar tidak kelihatan, bagaimana dengan penjahat besar-besaran ? (umm..)Kembali lagi pada cerita, sebenarnya yang ingin dilakukan Muluk adalah suatu hal yang mulia, tujuan sesungguhnya adalah mendidik para pencopet muda ini agar sadar bahwa yang mereka lakukan itu salah, dan mencoba mengalihkan mereka pada pekerjaan lain, yakni ngasong. Muluk yang dibantu dua orang rekannya Syamsul (Asrul Dahlan) dan Pipit (Tika Bravani) bersama-sama mendidik para anak-anak jalanan ini dan mengubah pola pikirnya. Mereka mengajarkan pendidikan kewarganegaraan dan agama, agar jiwa nasionalisme dan perilaku mereka menjadi lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, Muluk sukses melakukan pekerjaannya, uang mencopet yang ia kelola sudah berkembang, dan tibalah saatnya beberapa pencopet harus mengubah profesinya menjadi pengasong. Namun ternyata niatan baik Muluk tak terlaksana, tak ada satupun dari pencopet-pencopet itu yang mau ngasong. Mereka lebih memilih menjadi pencopet karena lebih gampang mendapatkan uang dengan nyopet daripada ngasong.
Karena tujuannya tak tercapai dan menyadari bahwa selama ini mereka mendapatkan bayaran dari uang haram, Muluk dan teman-temannya memutuskan untuk berhenti mendidik anak-anak pencopet ini. Tapi sebelum pergi, muluk berpesan pada anak-anak pencopet bahwa siapapun yang ingin ngasong jangan ragu-ragu. Mereka harus memulai kehidupan mereka yang baru, bukan sebagai pencopet yang terus-terusan merugikan orang lain, setidaknya ngasong lebih baik dari mencopet.
Di akhir cerita (bagian yang paling menyentuh dan berkesan menurut saya), dikisahkkan Muluk sedang belajar menjadi seorang pengemudi. Ketika itulah ia bertemu dengan Komet dan beberapa temannya mengngasong, tiba-tiba datanglah petugas-petugas tantrib dan mengejar Komet dan teman-temannya. Tanpa pikir panjang lagi, Muluk berlari menyelamatkan anak-anak tadi. Muluk sempat berargumen dengan para petugas tantrib bahwa, mengapa anak-anak yang ngasong ini harus ditangkap padahal mereka tidak merugikan siapapun, mereka hanya mencoba untuk mencari rezeki yang halal dengan cara ngasong. Mengapa yang ditangkap bukannya para koruptor yang menyengsarakan rakyatnya, yang merugikan Negara ini secara besar-besaran. Setelah itu, Muluklah yang akhirnya di bawa oleh para petugas tantrib.
Begitulah ulasan cerita film ‘Alangkah Lucunya (Negeri Ini). Film yang luar biasa bagi saya yang gamblang menyajikan konflik terkini dalam masyarakat. Film yang mampu menyuguhkan sesuatu yang sejatinya sangat menggambarkan keadaan di Indonesia ini. Suatu kelucuan memang membiarkan para koruptor-koruptor masih dapat melenggang bebas menikmati mewahnya kehidupan mereka yang bertolak belakang dengan apa yang dialami anak-anak pengasong tadi.
Setelah melihat film ini, setidaknya kita dapat sadar realita kehidupan di Indonesia. Dan sebagai generasi muda, marilah kita berusaha membenahi kerusakan moral bangsa kita ini. Mengubah Indonesia memang terdengar tidak mungkin mengingat kita bukanlah pejabat yang berpengaruh dan berwewenang, tapi kita adalah pemuda yang mampu mengubah dunia, dan semua perubahan itu diawali dari diri sendiri. Jadi, berubahlah menjadi pribadi yang lebih baik mulai sekarang, dan jangan biarkan ‘kelucuan’ ini terus menerus terjadi di negeri tercinta kita.
0 komentar :
Posting Komentar